Rabu, 19 November 2014

Simbol Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)


1. Flammable (mudah terbakar)
      Jenis bahaya flammable dibagi menjadi dua yaitu Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar) dan Highly flammable (sangat mudah terbakar. Untuk Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “extremely flammable “ merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0 0C) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +350C). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal. Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar adalah R12. Sedangkan untuk Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya ‘highly flammable’ adalah subyek untuk self-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21 0C). Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga diberi label sebagai ‘highly flammable’. Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar yaitu R11

Bahaya : mudah terbakar
Meliputi :
  1. zat terbakar langsung, contohnya aluminium alkil fosfor; keamanan : hindari campuran dengan udara.
  2. gas amat mudah terbakar. Contoh : butane, propane. Keamanan : hindari campuran dengan udara dan hindari sumber api.
  3. Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah terbakar bila kena air atau api.
  4. Cairan mudah terbakar, cairan dengan titik bakar di bawah 21 0C. contoh : aseton dan benzene. Keamanan : jauhkan dari sumber api dan loncatan bunga api.
2. Corrosive (korosif)
     Bahan dan formulasi dengan notasi ‘corrosive’ adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2)>11,5), ditandai sebagai bahan korosif. Frase-R untuk bahan korosif yaitu R34 dan R35.
  • Bahaya : korosif atau merusak jaringan tubuh manusia
  • Contoh : klor, belerang dioksida
  • Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata
3. Toxic (beracun)
     Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat tinggi jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan beracun jika memenuhi kriteria berikut:
LD50 oral (tikus) 25 – 200 mg/kg berat badan
LD50 dermal (tikus atau kelinci) 50 – 400 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 0,25 – 1 mg/L
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 0,50 – 2 mg/L
Frase-R untuk bahan beracun yaitu R23, R24 dan R25
  • Bahaya : toksik; berbahaya bagi kesehatan bila terhisap, terteln atau kontak dengan kulit, dan dapat mematikan.
  • Contoh : arsen triklorida, merkuri klorida
  • Kemananan : hindari kontak atau masuk dalam tubuh, segera berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan.
4. Harmful irritant (bahaya, iritasi)
    Ada sedikit perbedaan pada symbol ini yaitu dibedakan dengan kode Xn dan Xi. Untuk Bahan dan formulasi yang ditandai dengan kode Xn memiliki resiko merusak kesehatan sedangkan jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan berbahaya jika memenuhi kriteria berikut:
LD50 oral (tikus) 200-2000 mg/kg berat badan
LD50 dermal (tikus atau kelinci) 400-2000 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 1 – 5 mg/L
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 2 – 20 mg/L
Frase-R untuk bahan berbahaya yaitu R20, R21 dan R22
     Sedangkan Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ atau kode Xi adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir. Frase-R untuk bahan irritant yaitu R36, R37, R38 dan R41
Kode Xn (Harmful)
  • Bahaya : menimbulkan kerusakan kecil pada tubuh,
  • Contoh : peridin
  • Kemanan : hindari kontak dengan tubuh atau hindari menghirup, segera berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan.
Kode Xi (irritant)
  • Bahaya : iritasi terhadap kulit, mata, dan alat pernapasan
  • Contoh : ammonia dan benzyl klorida
  • Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata.
5. Explosive (bersifat mudah meledak)
     Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „explosive“ dapat meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law for Explosive Substances Di laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi dapat meledak . Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi atau bekerja dengan bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan dan pengalaman praktis maupun keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan. Frase-R untuk bahan mudah meledak : R1, R2 dan R3
  • Bahaya : eksplosif pada kondisi tertentu
  • Contoh : ammonium nitrat, nitroselulosa, TNT
  • Keamanan : hindari benturan, gesekan, loncatan api, dan panas

Senin, 17 November 2014

MEMANASKAN AIR DARI GELAS PLASTIK

Alat dan bahan :
■Air mineral
■Gelas plastik
■Korek api
 
Langkah percobaan :
1.Dengan alat dan bahan yang tersedia, kita panaskan air (terserah bagaimana caranya).
2.Tetapi selama pemanasan, air tidak boleh dipindahkan dari gelas plastik tsb.
 
Konsep fisika :
Pada saat kita memanaskan langsung gelas berisi air mineral (seperti memasak dengan panci). Kalor mengalir dari sumber panas melintasi permukaan gelas dan diteruskan ke air. Namun, bukannya gelas meleleh karena panas yang ditimbulkan, justru air yang malah menjadi panas. Lalu kenapa hal ini terjadi? Dalam kasus gelas plastik kosong, panas yang diberikan akan langsung melelehkanya jika suhunya melebihi ambang tiitk leleh plastik. Namun ketika dalam gelas diisi air, kalor yang seharusnya melelehkan plastik dihantarkan ke air. Secara skematis, alur penghantaran panas dapat dilihat pada gambar.


Experiment with Diaper Science

Experiment with Diaper Science! Activity

This activity is designed to serve as an introduction to polymer chemistry. Sound fancy? Have no fear – you'll be using the material found inside of a baby’s diaper!

What You Need:

  • Absorbent diaper
  • 1 gallon zip-closing plastic bag
  • Small plastic cups
  • Food coloring
  • Plastic tablespoon measure
  • Scissors
  • Safety goggles (optional)
Caution: the powdered chemical found in the absorbent diaper will irritate the nasal membranes if inhaled. If your child has asthma this activity should not be conducted.

What You Do:

  1. Use a pair of scissors to cut off the paper or plastic outer layer around the entire diaper. Separate the cotton, paper, and plastic layers of the diaper.
  2. Place the layers of diaper into the plastic bag. Seal the bag and shake it for about one minute. You should see white powder granules collecting in the bottom of the bag.
  3. Now, without opening the bag, scoot the cotton, plastic, or other large pieces of material toward the top of the bag. Keep the material at the top of the bag as you shake the bag again. This will allow the powder to settle down to the bottom without getting picked up by the cotton again.
  4. After you have about a teaspoon of powder in the corner of the bag, slowly open the bag and discard the large pieces of material. Now, carefully pour the powder into a small cup. Wash your hands. (Although the powder is safe to handle, it is always good practice to have your child wear safety goggles whenever they conduct any activity that involves working with chemicals.)
  5. Have your child add 1 tablespoon of water at a time to the powder and watch what happens. You can also add food coloring if desired. As the powder absorbs water, it becomes bigger and bigger and turns into a gel. A teaspoon of this material can often absorb over 100 drops of water. That's how the baby’s bottom stays dry!
This amazing powder, scientifically called sodium polyacrylate, is considered to be a super-absorbent polymer because it can absorb hundreds of times its weight in water! To force the water that was absorbed out of the powder have your child add some table salt.